29 Agustus 2020
IDUL YATAMA: KEGEMBIRAAN BAGI ANAK-ANAK YATIM
Gulun - Momentum 10 Muharram dijadikan sebagai Idul Yatama, berdasarkan anjuran untuk menyantuni anak-anak yatim pada hari tersebut. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak yatim. Dan beliau lebih menyayangi lagi pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram). Dimana pada tanggal tersebut, Beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya. Dalam kitab Faidul Qadir disebutkan, menjamu anak yatim dan keluarganya pada tanggal 10 Muharram merupakan sunnah Nabi SAW. dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh.
Idul Yatama sebenarnya bukan hari raya sebagaimana hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Istilah Idul Yatama hanya sebagai ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim. Karena pada tanggal tersebut, banyak orang yang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka.
Dari sini dapat dipahami, Idul Adha dan Idul Fitri bukanlah hari raya yang sebenarnya, melainkan semacam perayaan. Dalam syair-syair Arab, banyak terdapat kata-kata ‘Ied, tetapi yang dimaksud bukan hari raya melainkan hari kegembiraan. Jadi, Istilah Idul Yatama tidak jauh berbeda dengan istilah Hari Pahlawan, Hari Kemerdekaan, Hari Lingkungan Hidup, Hari Ibu, dan sejenisnya. Hanya semacam momen untuk mengingatkan masyarakat agar peduli kepada nasib anak-anak yatim. Momen itu tidak pula dimaksudkan bahwa santunan kepada anak yatim hanya berlangsung pada tanggal 10 Muharram. Menyantuni anak yatim bisa dilakukan kapanpun dan di manapun.
Tradisi menyantuni anak yatim pada hari Asyura' memang sudah ada sejak lama, dan dilakukan oleh masyarakat umum maupun para ulama. Termasuk di Desa Gulun, tradisi menyantuni anak yatim juga selalu dilaksanakan setiap tahunnya, baik oleh masyarakat maupun Pemerintah Desa.
Adanya pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung tidak menjadi penghalang bagi warga dan Pemdes Gulun untuk tetap melaksanakan kegiatan santunan terhadap anak-anak yatim. Acara yang biasanya dilangsungkan pada malam 10 Muharram dengan didahului oleh Shalat Sunnah Muharram dan dihadiri oleh Jama'ah Yaasin Desa Gulun, kali ini dilangsungkan dengan singkat yakni langsung menyantuni anak-anak yatim dan dilaksanakan pada siang hari dengan dihadiri oleh yang berkepentingan saja. Hal ini mengacu pada anjuran Pemerintah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan serta tidak mengumpulkan massa tanpa ada izin.
Meskipun demikian tidak mengurangi sedikitpun makna dari 10 Muharram, serta tetap memohon kepada Tuhan agar pandemi ini segera berlalu dan seluruh warga dapat kembali beraktifitas secara bebas seperti sedia kala.